KETERAMPILAN BERBAHASA
Setiap orang itu unique. Mereka memiliki tingkat keterampilan berbahasa yang berbeda-beda. Ada yang memiliki keterampilan Berbahasa yang tinggi, sedang, dan rendah. Seseorang yang memiliki keterampilan berbahasa yang tinggi akan lebih mudah mencapai tujuan komunikasi yangdia lakukan. Begitu pula sebaliknya, orang yang memiliki orang yang mempunyai keterampilan berbahasa sedang dan rendah, kualitas pencapaian tujuan komunikasi yang ia lakukan akan lebih rendah daripada orang yang mempunyai keterampilan berbahasa yang tinggi. Hal ini tidak terlepas dari pembawaan manusia sejak lahir. Namun, bukan berarti keterampilan berbahasa seseorang tidak bisa berkembang. Keterampilan berbahasa dapat berkembang dengan cara berlatih.
Pengertian Keterampilan Berbahasa
Menurut kamus bahasa indonesia Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan suatu tugas. Bahasa adalah lingkungan sumber bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri sedangkan Berbahasa yakni menggunakan bahasa dengan sopan dan santun sesuai adat istiadat di tempat dimana dia tinggal. jadi dari kata-kata di atas dapat disimpulkan bahwa Keterampilan Berbahasa adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk menggunakan bahasa dengan sopan dan santun sesuai adat istiadat di tempat dimana dia tinggal.
Menurut dosen Universitas PGRI Yogyakarta untuk mata kuliah bahasa indonesia 3 Deri Anggraini S.Pd. dalam Materi 1 Hakikat Keterampilan Berbahasa (2013:2), seseorang yang memiliki keterampilan Berbahasa adalah seseorang yang mampu mengungkapkan pesan yang ingin dia sampaikan dalam simbol-simbol yang dapat dipahami oleh orang lain baik secara lisan maupun tertulis serta dapat mengubah simbol-simbol yang dia terima dari orang lain menjadi pesan yang utuh dan dapat dia pahami. Jadi dari penjelasan beliau dapat disimpulkan bahwa Keterampilan Berbahasa adalah Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan sesuatu dan memahami sesuatu yang diungkapkan oleh orang lain dengan media bahasa baik secara lisan maupun tulisan.
Jenis-Jenis Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa mencakup: keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca.
Keterampilan berbahasa sberdasarkan cara penyampaiannya dapat dibagi menjadi dua yakni keterampilan berbahasa lisan(menyimak,berbicara) dan keterampilan berbahasa tulis(membaca dan menulis). Keterampilan berbahasa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai alat
komunikasi. Komunikasi dapat berupa komunikasi satu arah, komunikasi
dua arah, dan multi arah.
- Komunikasi satu arah terjadi ketika seseorang mengirim pesan kepada orang lain, sedangkan penerima pesan tidak menanggapi pesan tersebut, seperti khotbah, dan berita TV dan radio.
Pengirim(pembicara/penulis)
Penerima(penyimak/pembaca)
- Komunikasi dua arah terjadi ketika seseorang mengirim pesan (mengeluarkan ide, gagasan, pendapat) dan penerima pesan (pendengar) menanggapi isi pesan.
Penyimak/Pembaca
- Komunikasi multi arah ketika pemberi pesan dan penerima pesan yang jumlahnya lebih dari dua orang yang menanggapi. (Abd. Gafur, 1:2009)
Dalam kegiatan komunikasi, pengirim pesan aktif mengirim pesan yang
diformulasikan dalam lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan, proses ini
disebut dengan encoding. Selanjutnya si penerima pesan aktif menerjemahkan
lambang-lambang tersebut menjadi menjadi bermakna sehingga pesan tersebut dapat
diterima secara utuh, proses ini disebut decoding.
Menyimak merupakan awal dari keterampilan berbahasa yakni suatu proses suatu
proses kegiatan mendengarkan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi serta interprestasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Keterampilan menyimak dibagi menjadi dua yakni :
Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa
- secara interaktif yakni seseorang yang menjadi penyimak melakukan tatap muka secara langsung atau tidak akan tetapi dapat melakukan timbal balik kepada pemberi pesan, dengan kata lain penerima pesan dapat meminta penjelasan kepada pemberi pesan apabila pesan yang ia terima kurang jelas. misalnya berbicara melalui telepon.
- secara noninteraktif yakni seseorang yang menjadi penyimak tidak melakukan tatap muka secara langsung dengan pemberi pesan dan tidak dapat melakukan timbal balik dalam hal ini penerima pesan tidak dapat meminta penjelasan kepada pemberi pesan apabila tidak paham dengan pesan yang di sampaikan. misalnya mendengarkan radio, menonton TV, khotbah dll.
- secara interaktif atau secara langsung misalnya tatap muka langsung atau melalui telepon.
- secara semiinteraktif misalnya pada saat berpidato langsung.
- secara noninteraktif yakni secara tidak langsung misalnya pidato di televisi-televisi atau radio.
KETERAMPILAM MIKRO DALAM ASPEK - ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA
KETERAMPILAN MIKRO DALAM MENYIMAK
- Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek(short-term memory)
- berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target
- menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara, intonasi, dan adanya reduksi bentuk-bentuk kata
- membedakan dan memahami arti kata-kata yang yang didengar
- mengenal bentuk-bentuk kata khusus
- mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan
- menebak makna dari konteks
- mengenal kelas-kelas kata(gramatical word classes)
- menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis
- mengenal oerangkat-perangkat kohesif
- mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsur-unsur lainnya
KETERAMPILAN MIKRO DALAM BERBICARA
- mengucapkan bunyi-bunyi secara jelas
- menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat
- menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pemilihan kata yang tepat
- menggunakan register/ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi
- berupaya agar kalimat-kalimat utama jelas bagi pendengar
- berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama
- berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraan
- Mengenal sistem tulisan yang digunakan
- mengenal kosakata
- menentukan kata kunci
- menentukan makna-makna kata
- menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan preposisi
- mengenal kelas kata gramatikal : kata benda, kata sifat dsb.
- mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis
- merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan, dan partisipan
- menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan
- menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal
- membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan
- menggunakan strategi membaca berbeda terhadap tujuan berbeda
KETERAMPILAN MIKRO DALAM MENULIS
- menggunakan ortografi dengan benar, termasuk penggunaan ejaan
- memilih kata yang tepat
- menggunakan bentuk kata dengan benar
- menggunakan kata-kata dengan benar
- menggunakan struktur kalimat dengan tepat dan jelas bagi pembaca
- memilih genre tulisan yang tepat sesuai dengan pembaca yang dituju
- mengupayakan ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau informasi tambahan
- mengupayakan terciptanya paragraf dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca lebih mudah mengikuti jalannya pikiran atau informasi yang disajikan
- membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca, sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dan penting untuk ditulis
Hubungan Antar aspek Keterampilan berbahasa
Hubungan antara Menyimak dan Berbicara
Menyimak dan Berbicara merupakan dua kegiatan yang saling berhubungan dan tidak dapat untuk dipisahkan. Dalam kegiatan sehari-hari Menyimak(mendengarkan) dan berbicara berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kedua kegiatan ini merupakan proses yang terjadi antara dua orang atau lebih yang ditopang oleh alat komunikasi yang disebut Bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama. Hubungan keduanya ibarat satu keping uang logam yang memiliki dua sisi. Bila ada menyimak pasti ada berbicara. Demikian pula sebaliknya, jika ada berbicaratentu ada menyimak(Yeti Mulyati 2007:1.4).
Hubungan antara Menyimak dan Membaca
Hubungan antara Menyimak dan Menulis
Setelah kita mendengar kata menyimak tentu saja otomatis sudah ada lawan yang sedang berbicara. Dalam dunia pendidikan sekolah dasar, siswa siswa dilatih untuk dapat menyimak apa yang guru ajarkan sehingga mampu menyerap pengetahuan yang tekah di berikan oleh guru mereka. Nah sekarang apa hubungannya menyimak(mendengarkan) dengan Menulis? Hubungannya yakni sebagai berikut :
Sering kita dengarkan jika antara membaca dan menulis itu seperti kita mengasah sebuah pisau. Apa bila pisau yang kita asah adalah pisau yang tumpul(tidak tajam),dan kita mengasahnya terus-menerus maka pisau tersebut akan berangsur-angsur menjadi tajam sedangkan kita mengasah pisau yang sudah tajam maka akan bertambah tajamlah pisau tersebut. Dalam hal ini dapat di samakan jika kita sering membaca maka kita akan semakin paham akan bacaan yang sedang kita baca sehingga lama-kelamaan kita juga mampu untuk menuliskan apa yang ada di fikiran kita sendiri. Seorang penulis awalnya adalah seorang yang gemar membaca. Hal ini terbukti dengan banyaknya penulis-penulis yang apabila ditanya hobinya adalah membaca. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara membaca dan menulis yaitu membaca adalah merupakan proses awal yang melatih dan meningkatkan keterampilan bahasa lisan sehingga mampu mengembangkan keterampilan bahasa tulis dalam bentuk karya sastra. Secara garis besar hubungan antara membaca dan menulis adalah sebagai berikut :
Menyimak dan Berbicara merupakan dua kegiatan yang saling berhubungan dan tidak dapat untuk dipisahkan. Dalam kegiatan sehari-hari Menyimak(mendengarkan) dan berbicara berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kedua kegiatan ini merupakan proses yang terjadi antara dua orang atau lebih yang ditopang oleh alat komunikasi yang disebut Bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama. Hubungan keduanya ibarat satu keping uang logam yang memiliki dua sisi. Bila ada menyimak pasti ada berbicara. Demikian pula sebaliknya, jika ada berbicaratentu ada menyimak(Yeti Mulyati 2007:1.4).
- keduanya merupakan kegiatan komunikasi tatap muka langsung dua arah
- ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru
- kata-kata anak biasanya ditentukan oleh stimulan yang ditemui
- ujaran anak mencerminkan peemakaian bahasa disekitarnya
- anak dapat memahami kalimat lebih panjang dan rumit daripada kalimat yang diucapkannya
- meningkatkan menyimak berarti meningkatkan keterampilan berbicara
- ujaran anak baik dan benar bila terbiasa menyimak ujaran yang baik dan benar
- berbicara dengan alat peraga membantu penyimak menangkap informasi
- Keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi
- Perbedaan keduanya, menyimak menerima informasi dari sumber lisan, membaca dari sumber tertulis
- Keterampilan menyimak mempengaruhi keberhasilan membaca efektif
- Pengajaran membaca disampaikan oleh guru secara lisan
- Anak yang kesulitan membaca lebih banyak belajar dengan menyimak
- Menyimak pemahaman lebih mudah diikuti oleh anak daripada membaca pemahaman
- Anak membutuhkan bimbingan dalam menyimak
- kosakata simak yang terbatas berkaitan dengan kesukaran membaca
- Ada korelasi antara kosakata baca dan kosakata simak
- Pendengaran yang kurang baik merupakan salahsatu penyebab ketidakpahaman membaca
- Menyimak sesuatu secara mendadak tidak lebih baik daripada membaca
- Terdapat hubungan antara tujuan menyimak dan kegiatan membaca
Hubungan antara Menyimak dan Menulis
Setelah kita mendengar kata menyimak tentu saja otomatis sudah ada lawan yang sedang berbicara. Dalam dunia pendidikan sekolah dasar, siswa siswa dilatih untuk dapat menyimak apa yang guru ajarkan sehingga mampu menyerap pengetahuan yang tekah di berikan oleh guru mereka. Nah sekarang apa hubungannya menyimak(mendengarkan) dengan Menulis? Hubungannya yakni sebagai berikut :
- Bahan informasi yang digunakan dalam menulis didapatkan melalui kegiatan menyimak.
- Menyimak dapat menimbulkan kreatifitas menulis
- Dengan melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka seseorang akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah penyimak dapat menulis dengan baik
- Keterampilan menulis mendorong seseorang untuk menggunakan kaidah berfikir dalam kegiatan menyimak
Hubungan antara Berbicara dan Membaca
- Performansi membaca berbeda dengan kecakapan bahasa lisan
- Ujaran tunaaksara dapat mengganggu pelajaran bagi anak
- Ujaran membentuk suatu dasar bagi pembelajaran membaca dan membaca membantu meningkatkan bahasa lisan
- Kosakata khusus mengenai bahan bacaan perlu dipahami sebelum memulai aktifitas membaca
Hubungan antara Berbicara dan Menulis
- Keduanya merupakan alat untuk mengekspresikan makna
- Ujaran merupakan dasar bagi ekspresi tulis
- Diskusi dapat dilakukan sebelum seseorang menulis tentang topik yang belum dikuasainya
- Ekspresi tulis lebih terstruktur, tetap, dan jelas dibandingkan ekspresi lisan
- Membuat catatan dan bagan atau kerangka ide yang akan disampaikan dalam suatu pembicaraan akan membantu seseorang dalam mengutarakan idenya kepada pendengar
Hubungan antara Membaca dan Menulis
Sering kita dengarkan jika antara membaca dan menulis itu seperti kita mengasah sebuah pisau. Apa bila pisau yang kita asah adalah pisau yang tumpul(tidak tajam),dan kita mengasahnya terus-menerus maka pisau tersebut akan berangsur-angsur menjadi tajam sedangkan kita mengasah pisau yang sudah tajam maka akan bertambah tajamlah pisau tersebut. Dalam hal ini dapat di samakan jika kita sering membaca maka kita akan semakin paham akan bacaan yang sedang kita baca sehingga lama-kelamaan kita juga mampu untuk menuliskan apa yang ada di fikiran kita sendiri. Seorang penulis awalnya adalah seorang yang gemar membaca. Hal ini terbukti dengan banyaknya penulis-penulis yang apabila ditanya hobinya adalah membaca. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara membaca dan menulis yaitu membaca adalah merupakan proses awal yang melatih dan meningkatkan keterampilan bahasa lisan sehingga mampu mengembangkan keterampilan bahasa tulis dalam bentuk karya sastra. Secara garis besar hubungan antara membaca dan menulis adalah sebagai berikut :
- Membaca (reseptif) dan menulis (produktif)
- Menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pesan, informasi, sedangkan membaca adalah kegiatan memahami gagasan, perasaan, informasi dalam tulisan
- Sebelum menulis, seringkali peulis melakukan aktifitas membaca
- Dalam kegiatan membaca, seringkali pembaca menulis atau membuat catatan, bagan, rangkuman, atau komentar
- Seringkali kita menulis apa yang kita baca dan membaca apa yang kita tulis
1 komentar:
GOOD POSTINGANNYA !!
Posting Komentar