MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN
1. Model pembelajaran tekhnik JIGSAW (Model Tim Ahli)
Model
pembelajaran ini dikemukakan oleh Aronson, Blanney, Stephen, Sikes, dan Snapp
pada tahun 1978. Pembelajaran kooperatif teknik JINGSAW adalah suatu
pembelajaran kooperatif dimana proses pembelajaran setiap siswa dalam kelompok
disilang dan memperoleh tugas yang berbeda. Anggota kelompok yang memperoleh
tugas yang sama dikumpulkan enjadi satu dan membahas tugas tersebut(kelompok
kooperatif). Tiap anggota setelah selesai mengerjakan harus kembali ke kelompok
semula untuk menyampaikan hasil pembahasan(ahli informasi), sehingga kelompok
pembahas kembali ke kelompok semula engan membawa berbagai informasi
permasalahan yang berbeda untuk disampaikan kepada teman sejawat dalam kelompok.
Langkah-langkah
pembelajaran
a.
Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok kecii @3-5 siswa
b.
Setiap anggota kelompok diberi
tugas yang berbeda
c.
Setiap siswa dalam kelompok membaca
tugas yang diperolehnya
d.
Guru memerintahkan anggota kelompok yang mempunyai tugas yang sama membentuk
keluar dan membentuk kelompok baru(membentuk tim ahli)
e.
Setiap siswa mencatat hasil tugas
dari diskusinya
f.
Siswa kembali kepada kelompok
semula dan menyampaikan hasil diskusi yang telah ia dapatkan kepada teman satu
kelompok secara bergilir dan bergantian dari tim ahli yang berbeda tugsnya
g.
Setelah seluruh siswa melaporkan,
guru menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan hasilnya dan siswa lain
diberi kesempatan untuk menanggapinya.
h.
Guru mengklarifikasi permasalahan
dan menyimpulkannya
2. Model Numbered Head Together(Kepala Bernomor)
Spencer
Kagan pada tahun 1992 mengembangan pembelajaran kooperatif teknik Numbered Head
Together (NHT) atau kepala bernomor. Artinya setiap siswa dalam kelompok diberi
kartu nomor.
Langkah-langkah
pembelajaran
a.
Siswa dibagi dalam kelompok,
setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor kepala
b.
Guru memberi tugas, diupayakan
setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda, dan masing-masing kelompok
mengerjakannya
c.
Kelompok mendiskusikan jawaban,
tiap anggota kelompok mencatat hasil diskusi
d.
Setiap anggota kelompok memiliki
tanggung jawab dan kesempatan yang sama untuk melaporkan hasil diskusinya
e.
Guru memanggil salah satu nomor
siswa dalam kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya di depan kelas
f.
Kemudian kelompok yang lain dapat
memberi masukan/meresponsi dari hasil diskusinya(menyempurnakan)
g.
Guru selanjutnya dapat mengulanggi
beberapa kali dari kelompok yang berbeda
h.
Guru mengklarifikasi apabila
timbul permasalahan dan menarik kesimpulan
3. Model Pembelajaran Think and Share
Frank
Lyman, tahun 1985 telah mengembangkan pembelajaran kooperatif Think Paire and
Share(berpikir berpasang-pasangan dan curah pendapat). Yakni pembelajaran
kooperatif dimana siswa dalam satu kelas dibagi dalam kelompok kecil(4-6) orang
atau lebih saling berpasangan untuk tukar pendapat serta saling membantu satu
sama lain dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan.
Langkah-langkah
Pembelajaran
a.
Guru menyampaikan pokok materi dan
kompetensi yang ingin dicapai
b.
Siswa diminta membuat kelompok
kecil @4 orang anak (usahakan genap karena akan di pasang-pasangkan)
c.
Siswa diminta untuk berfikir dan
memecahkan masalah yang disampaikan gurunya terkait pokok materi
d.
Siswa diminta untuk
berpasang-pasangan saling mengemukakan hasil pemikirannya terhadap permasalahan
yang diberikan guru
e.
Kemudian pasangan kembali ke
kelompok semula(berempat) dan tiap anggota kelompok berempat diberi kesempatan
untuk mengemukakan hasil diskusinya
f.
Guru memiimpin pleno diskusi dan
tiap kelompok diberi kesempatan untuk mengemukakan hasil diskusinya
g.
Berasal dari kegiatan tersebut
mengarah pada pembicaraan pokok permasalahan dan guru dapat menambah yang belum
diungkap para siswa
h.
Guru memberi kesimpulan
4. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division(STAD)
Model
pembelajaran Studen Teams Division(STAD) atau Tim Siswa Kelompok Berprestasi
dikembangkan oleh Slavin tahun 1994. Di dalam kelompok belajar, pasti ada murid
pandai dan kurang pandai. Menyadari hal itu Slavin mengembangkan model
pembelajaran dimana tiap-tiap kelompok tim belajar terdapat siswa yang memiliki
nilai lebih dibanding teman-teman sejawatnya. Siswa yang sudah menguasai atau
memahami materi pembelajaran dalam kelompok diharapkan mampu membelajarkan
kepada teman sejawat dalam satu tim, sehingga timbul interaksi antara siswa.
Langkah-langkah
pembelajaran
a.
Membentuk kelompok @3-5 orang
siswa secara heterogen(menurut jenis kelamin, prestasi, sukudan sebagainya)
b.
Guru menyajikan/menyampaikan
materi pembelajaran
c.
Guru memberi tugas kepada kelompok
untuk dikerjakan. Anggota yang sudah menguasai diminta menjelaskan pada anggota
kelompoknya sampai anggota kelompok itu mengerti dan memahami
d.
Guru memberikan kuis/pertanyaan
kepada seluruh siswa. Pada sat menjawab kuis teman kelompok tak boleh membantu
e.
Guru memberi evaluasi
5. Group Investigation
Sharan
tahun 1992 mengembangkan modal pembelajaran kooperatif teknik investigasi
kelompok. Pembelajaran ini dimaksudkan untuk membina sikap tanggung jawab dan
kerjasama dalam kelompok dan sikap saling menghargai pendapat anggota kelompok
serta membiasakan untuk berani mengemukakan pendapat
Langkah-langkah
pembelajaran
a.
Guru membagi kelas menjadi
beberapa kelompok heterogen
b.
Guru menjelaskan maksud
pembelajaran untuk mengambil materi tugas yang berbeda untuk dikerjakan
c.
Guru memanggil ketua masing-masing
kelompok untuk mengambil materi tugas yang berbeda untuk dikerjakan
d.
Masing-masing kelompokmembahas
materi secara kooperatif dalam kelompoknya
e.
Setelah selesai, lewat juru
bicara(misal ketua kelompoknya) menyampaikan hasil diskusi kelompoknya
f.
Kelompok yang lain dapat
memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan
g.
Guru memberikan penjelasan singkat
(klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan
h.
Evaluasi
6. Cooperative Script
Danserau,
dkk 1985 mengembangkan model pembelajaran Cooperative Script : merupakan
cara-cara belajar dimana siswa bekerjasama berpasang-pasangan dan bergantian
secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi pelajaran yang
dipelajari.
Langkah-langkah
pembelajaran
a.
Guru membagi siswa untuk
berpasang-pasangan
b.
Guru membagikan wacana/materi
kepada setiap siswa pasangan untuk dibaca dan membuat ikhtisar(ringkasan)
c.
Guru dan siswa menetapkan pasangan
siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai
pendengar
d.
Pembaca membacakan ringkasannya
selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide dalam ringkasannya. Sementara
pendengar(anggota pasangan lain) memperhatikan, mengkoreksi, menunjukkan
ide-ide yang kurang lengkap serta membantu mengingat, menghafal ide-ide pokok
serta menghubungkan materi sebelumnya
e.
Bertukar peran, semula sebagai
pembicara, sebaliknya pendengar sebagai pembicara dan dilakukan seperti diatas
secara bergantian
f.
Guru menyimpulkan pokok-pokok
hasil pembahasan
g.
Evaluasi
7. Make a Match(mencari pasangan)
Dalam
rangka membina keterampilan menemukan informasi dan kerjasama dengan orang lain
serta membina tanggungjawab untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui
kartu permasalahan, maka Lorna Curran, tahun 1994 mengembangkan model
pembelajaran kooperatif teknik “Make a Match” atau mencari pasangan.
Langkah-langkah
pembelajaran
a.
Guru menyiapkan beberapa kartu
yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review sebaliknya satu
bagian kartu soal dan bagian kartu lainnya jawaban
b.
Setiap siswa mendapat satu buah
kartu
c.
Tiap siswa memikirkan jawaban soal
dari kartu yang dipegang
d.
Setiap siswa mencari pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan kartu jawabannya
e.
Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya sebelum batas waktu habis mendapatkan poin. Hadiah.
f.
Setelah satu babak kartu dikocok
lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dri sebelumnya
g.
Demikian seterusnya
h.
Guru menyimpulkan secara
keseluruhan dari isi materi pembelajaran melalui kartu-kartu tersebut
i.
Evaluasi
8. Model Pembelajaran Debate
Dalam
rangka mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan mempertahankan
pendapatnya serta membina tanggungjawab kebersamaan dalam mempertahankan
ide-ide/gagasannya perlu dibelajarkan model pembelajaran “Debate.”
Langkah-langkah
pembelajaran
a.
Guru membagi dua klompok peserta
debat, yaitu kelompok pro dan kelompok kontra
b.
Guru memberikan tugas untuk
membaca materi yang akan didebatkan oleh ketua kelompok debat
c.
Setelah selesai membaca materi,
guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara dan kelompok
kontra untuk menanggapinya. Begitu seterusnya kelompok pro merespon balik
tanggapan kelompok kontra sampai sebagian besar siswa dapat mengemukakan
pendapatnya
d.
Sementara siswa menyampaikan
gagasannya, guru menulis inti dari ide-ide setiap pembicaraan di papan tulis,
sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
e.
Guru menambahkan konsep, ide yang
belum terungkap serta mengklarifikasinya
f.
Dari ide/gagasan tertulis di papan
tulis tersebut, guru mengajar siswa untuk membuat kesimpulan/rangkuman yang
mengacu pada topik meteri/kompetensi yang ingin dicapai
9. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Dalam
hal ini portofolio diartikan sebagai “suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan
maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang
ditentukan.” Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa,
tetapi dalam hal ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari siswa satu
kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif dalam memilih,
membahas, mencari data, mengolah data, menganalisa, dan mencari pemecahan
terhadap suatu masalah yang dikaji.
Langkah-langkah
pembelajaran
a.
Identifikasi masalah : proses
pembelajaran diawali dengan adanya masalah-masalah yang menghendaki pemecahan.
Peserta didik dilatih agar memiliki kepekaan dan tanggap terhadap masalah-masalah
yang ada di lingkungan masyarakat
b.
Menentukan satu masalah kajian
kelas. Peserta didik dalam satuan kelas menentukan skala prioritas melalui
cara-cara yang demokratis untuk menentukan secara cerdas satu masalah diantara
berbagai masalah yang ada dijadikan bahan kajian bersama
c.
Mengumpulkan data dan
informasi. Dalam rangka mencari solusi
terhadap masalah kajian kelas, peserta didik belajar menggali, mencari,
mengumpulkan, memilih dan memilah data dan informasi yang diperlukan melalui
cara-cara ilmiah dan demokratis dari berbagai sumber data dan informasi secara
individual maupun kelompok di bawah bimbingan guru
d.
Mengembangkan portofolio. Setelah
memiliki data dan informasi yang cukup peserta didik membuat portofolio. Kelas
dibagi kedalam empat kelompok. , masing-masing kelompokmmembuat portofolio(satu
portofolio tayangan dan satu portofolio dokumentasi) dengan masing masing judul
yang berbeda tetapi masih dalam satu topik/tema, misalnya
1)
Kelompok 1 : membuat portofolio
tentang “penjelasan masalah”
2)
Kelompok 2 : membuat portofolio
tentang “kebijakan-kebijakan alternatif”
3)
Kelompok 3 : membuat portofolio
tentang “kebijakan kelas”
4)
Kelompok 4 : membuat portofolio
tentang “rncana tindakan.”
e.
Gelar kasus (show case). Peserta
didik mempresentasikan portofolio yang telah dibuatnya dihadapan dewan juri
dalam bentuk dengar pendapat (public hearing). Kegiatan ini merupakan ajang
unjuk kemampuan pembelajaran dan sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban
akademik atas proses dan hasil belajar yang dicapai
f.
Refleksi. Ini merupakan bentuk
kegiatan dimana siswa merefleksikan seluruh pengalaman belajarnya. Dari
kegiatan refleksi ini peserta didik dapat menyadari kelemahan-kelemahan dan
keunggulan-keunggulan proses belajarnya guna menentukan langkah-langkah
perbaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Peserta didik dapat pula
mengembangkan berbagai pengalaman emosional-psikologis, suka-duka, dan berbagai
keceriaan dan menjalani kegiatan belajarnya.
0 komentar:
Posting Komentar