RSS

Halaman

Psikoanalitik Freud dan Ericson


Psikoanalitik Freud dan Ericson

A.    Teori Psikoanalitik Sigmund Freud
Sigmund Freud, Bapak psikoanalsis ini dilahirkan di Moravia tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal tanggal 23 September 1939. Pada tahun 1873, ia masuk fakultas kedokteran Universitas Wina, dan tamat pada tahun1881.
Pada tahun 1902, Freud mengundang segelintir dokter-dokter muda dari Universitas Wina untuk mendiskusikan isu-isu psikologis. Kelima pria itu Freud, Alfred Adler, Wilhelm Stekel, Max Kahane, dan Rudolf Reitler membentuk Wednesday Psychological Society, dengan Freud sebagai pemimpin diskusi. Tahun 1908, organisasi ini mengambil nama yang lebih formal yaitu Vienna Psychoanalityc Society. Kemudian tahun 1910, Freud dan para pengikutnya membentuk Asosiasi Psikoanalisis Internasional (International Psychoanalitic Association) yang diketuai oleh Carl Jung yang berasal dari Zurich.

B.     Teori Psikoanalitik Freud dan Ericson
1.    Psikoanalitik Freud
Psikoanalitik Freud mempelajari perkembangan kepribadian dan ia berpendapat bahwa tujuan dari perkembangan adalah terbentuknya kepribadian dewasa yang matang, bebas dari anxiety (kecemasan) yang tidak sadar dan mampu mengadakan hubungan yang sehat dengan manusia lain. Menurut Freud, struktur kepribadian terdiri dari id, ego dan super ego.
Taraf kepribadian yang terendah adalah id, merupakan kumpulan dorongan yang bersifat biologis, instingtif dan primitif. Id bekerja berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle) yang menuntut pemuasan segera. Dengan semakin bertambahnya ego, maka anak dapat membedakan antara dorongan di dalam dirinya dengan kenyataan. Ia mulai dapat menyesuaikan diri pada tuntutan kenyataan. Realitas menuntut adanya peraturan dan peraturan menuntut adanya pengendalian terhadap rangsangan-rangsangan dan keinginan-keinginan.
Pada taraf ego ini, yang bekerja adalah reality principle. Dengan prinsip ini anak dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial dan kebudayaan. Super Ego mulai berkembang pada umur 4-6 tahun, karena pada usia ini anak sudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan (bersosialisasi). Bila ego merupakan aspek eksekutif dari kepribadian, maka super ego merupakan aspek legislatif dan yudikatif. Super ego/kata hati merupakan larangan dan sangsi terhadap pemuasan langsung dari dorongan-dorongan. Super ego terbentuk secara tidak sadar melalui pengalaman masa kecil terutama dari hasil pendidikan orang tua. Super ego memberi kritik terhadap pikiran dan tindakan ego dan akan menimbulkan perasaan guilty dan anxiety (takut dan cemas) bila super ego dilanggar.

2.    Teori Psikoanalitik Ericson
Erik Erikson lahir di Franfrurt Jerman, pada tanggal 15 Juni 1902. Dia ahli analisa jiwa dari Amerika, yang membuat kontribusi-kontribusi utama dalam pekerjaannya di bidang psikologi pada pengembangan anak dan pada krisis identitas. Ayahnya (Danish) telah meninggal dunia sebelum ia lahir. Hingga akhirnya saat remaja, ibunya (yang seorang Yahudi) menikah lagi dengan psikiater yang bernama Dr. Theodor Homberger.
Psikoanalisa EriksonErikson dalam membentuk teorinya secara baik, sangat berkaitan erat dengan kehidupan pribadinya. Dalam hal ini mengenai pertumbuhan egonya.Erikson berpendapat bahwa pandangannya sesuai dengan ajaran dasar psikoanalisis yang diletakkan oleh Freud. Jadi dapat dikatakan bahwa Erikson adalah seorang post-freudian atau neofreudian. Akan tetapi, teori Erikson lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan. Hal ini terjadi karena dia adalah seorang ilmuwan yang punya ketertarikan terhadap antropologis yang sangat besar, bahkan dia sering meminggirkan masalah insting dan alam bawah sadar. Oleh sebab itu, maka di satu pihak ia menerima konsep struktur mental Freud, dan di lain pihak menambahkan dimensi sosial-psikologis pada konsep dinamika dan perkembangan kepribadian yang diajukan oleh Freud.

C.    Tahap-tahap Freud dan Ericson
1.    Menurut Frued
a.    Tahap Oral (lahir sampai sekitar usia 1 tahun)
Tahap ini dimulai ketika bayi lahir. Pada tahap ini, kepuasaan oral menjadi pusat dari kehidupan individu. Pada tahap ini, sesuai dengan kebutuhan dasarnya untuk bertahan hidup, bayi menikmati kepuasaan dengan menghisap dan menerima rangsangan melalui mulutnya.
b.    Tahap Anal (1-3 tahun)
Pada tahap anal, anak-anak memasuki masa toilet training (masa yang tepat untuk melatih buang air kecil dan buang air besar pada tempatnya.
c.    Tahap Phalik (3-5 tahun)
Pada tahap ini, daerah erogen (daerah yang sensitif terhadap rangsangan) adalah wilayah kemaluan. Anak-anak mulai tertarik mengamati alat kelaminnya dan alat kelamin orang lain. Biasanya pada tahap ini anak-anak suka memegang-memegang alat kelaminnya dan seolah-olah mendapatkan kepuasaan dari perilaku tersebut.



d.   Tahap Laten (5 tahun sampai awal masa puber)
Pada tahap ini dorongan seksual tidak menonjol dan cenderung ditekan. Anak –anak akan memunculkan energi libido dalam bentuk-bentuk  yang lebih diterima secara sosial.
e.    Tahap Genital (masa remaja)
Pada tahap ini fokus energi kembali ke area alat kelamin dan individu mulai tertarik untuk menjalin hubungan dengan teman yang berbeda jenis kelaminya.

2.    Menurut Ericson
a.     Trust vs. Mistrust (kepercayaan vs. ketidak  percayaan)
Secara kronologis, tahap ini adalah periode dari bayi lahir sampai usia 1 atau 2 tahun. Bayi yang mendapatkan perawatan penuh kasih sayang dan cinta dari orang-orang disekitarnya, akan mengembangkan rasa percaya, rasa aman dan harapan dalam kehidupannya. Sedangkan bayi yang kurang mendapatkan kasih sayang, kurang terpenuhi kebutuhannya, dan kurang dicintai akan mengembangkan perasaan tidak aman dan kurang dapat mempercayai lingkungannya.
b.    Tahap autonomy vs. Shame, doubt (otonomi vs. rasa malu dan keragu-raguan)
Menurut Ericson, tahap kedua ini terjadi selama masa kanak-kanak awal, sekitar usia 2 samapai 4 tahun. Usia ini bukan berarti bahwa mereka dapat mengambil inisiatif sendiri dan mampu melakukan semuanya sendiri, namun lebih pada kemampuan menunjukkan keinginannya sendiri, menolak sesuatu yang tidak dikehendaki, dan mencoba sesuatu yang diinginkan.
c.    Initiative vs. Guilt (prakarsa vs. rasa bersalah)
Tahap ini dilalui selama ‘usia bermain’ atau tahun-tahun terakhir masa pra-sekolah (sekitar usia 3 sampai 5 tahun).

Anak-anak yang dapat berkembang secara sehat akan mengalami:
1)   Belajar berimajinasi untuk memperluas keterampilannya termasuk dalam bermain.
2)   Bekerja sama dengan orang lain;
3)   Memimpin dan dipmpin

Anak-anak yang kurang dapat berkembang secara sehat akan mengalami:
1)   Ketakutan;
2)   Kurang dapat bergabung dalam kelompok;
3)   Lebih tergantung pada orang dewasa;
4)   Terhambat perkembangan imajinasi dan perilaku bermainnya.

d.   Tahap ini anak-anak  melalui usia sekolah atau sekitar usia 5 atau 6 sampai usia 12 tahun.
Tahap ini anak-anak harus mempelajari keterampilan yang lebih formal, seperti:
1)   Berhubungan dengan teman sebaya berdasar pada atauran-aturan tertentu;
2)   Berkembang dari pola bermain yang bebas menuju permainan yang menggunakan aturan dan memerlukan kerja sama kelompok; dan
3)   Menguasai materi pelajaran sosial, membaca, dan metematika.
Anak-anak yang berhasil melalui tahap sebelumnya akan menjadi anak yang memiliki rasa percaya dan rasa aman yang tinggi dan memiliki inisiatif yang tinngi. Sedangkan bagi anak-anak yang pemalu dan penuh rasa bersalah akan mengembangkan perasaan inferior atau kurang berharga dibandingkan dengan orang lain.
e.    Identity and Repudiation vs. identity Diffusion (identitas vs. kekaburan identitas)
Tahap ini remaja (sekitar usia 13 atau 14 sampai usia sekitar 20 tahun). Ericson percaya bahwa ketika individu berhasil melalui masa remaja awal, kematangan diri tercapai. Pada kondisi ini, individu mencapai keyakinan dirinya. Remaja mencoba mencari model (seseorang yang dapat dijadikan contoh dan secara bertahan mengembangkan nilai-nilaiidealbagi kehidupannya.
f.     Intimacy and Solidarty vs. Isolation (keintiman dan solidaritas vs. isolasi)
 Pada tahap dewasa awal, individu mulai mengembangkan hubungan sosial yang mengarah kepada ikatan perkawinan atau hubungan persahabatan yang erat dan bertahan dalam waktu yang panjang.
g.    Generativity vs. Self –absorption (kebangkitan vs. kemandegan)
Pada tahap dewasa, individu dituntut mampu menempatkan peran dirinya secara tepat, baik dalam kerangka perkawinan dan pengasuhan anak, maupun dalam dunia kerja agar lebih kreatif dan produktif, dan juga dalam peran dilingkungan sosial sebagai bagian dari lingkungan kemasyarakatan.
h.    Integrity vs. Despair (integritas vs. kekecewaan)
Apabila tujuh tahap sebelumnya dapat dilalui dengan berhasil oleh individu maka individu akan mencapai penilaian tertinggi: integritas. Individu akan memiliki rasa percaya pada dirinya dan tidak tergantung pada orang lain, mengembangkan konsep yang positif , dapat menjalin hubungan yang kuat dan realistis tanpa rasa bersalah dan penyesalan, dan dia bangga atas apa yang dia dikerjakan dan dicapai: keluarganya,pekerjaannya, dan kegemarannya.
Jika ada yang krisis pada tahap-tahap sebelumnya yang individu belum dapat menyelesaikannya maka akan memunculkan rasa bersalah, penyelesalan, dan rasa putus asa.

D.       Perbedaan Psikoanalitik Freud dan Ericson

Freud
Erikson
Peranan/fungsi id dan ketidaksadaran sangat penting
Peran/fungsi ego lebih ditonjolkan, yang berhubungan dengan tingkah laku yang nyata.
Hubungan segitiga antara anak, ibu dan ayah menjadi landasan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian.
Hubungan-hubungan yang penting lebih luas, karena mengikutsertakan pribadi-pribadi lain yang ada dalam lingkungan hidup yang langsung pada anak. Hubungan antara anak dan orang tua melalui pola pengaturan bersama (mutual regulation).
Orientasi patologik, mistik karena berhubungan dengan berbagai hambatan pada struktur kepribadian dalam perkembangan kepribadian.
Orientasinya optimistik, kerena kondisi-kondisi dari pengaruh lingkungan sosial yang ikut mempengaruhi perkembang kepribadian anak bisa diatur.
Timbulnya berbagai hambatan dalam kehidupan psikisnya karena konflik internal, antara id dan super ego.
Konflik timbul antara ego dengan lingkungan sosial yang disebut: konflik sosial.

0 komentar:

Posting Komentar