RSS

Halaman

Hierarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow

TEORI KEBUTUHAN ABRAHAM MASLOW


   Abraham Maslow mengembangkan teori kepribadian yang telah mempengaruhi sejumlah bidang yang berbeda, termasuk pendidikan. Ini pengaruh luas karena sebagian tingginya tingkat kepraktisan’s teori Maslow. Teori ini akurat menggambarkan realitas banyak dari pengalaman pribadi. Banyak orang menemukan bahwa mereka bisa memahami apa kata Maslow. Mereka dapat mengenali beberapa fitur dari pengalaman mereka atau perilaku yang benar dan dapat diidentifikasi tetapi mereka tidak pernah dimasukkan ke dalam kata-kata.

    Maslow adalah seorang psikolog humanistik. Humanis tidak percaya bahwa manusia yang mendorong dan ditarik oleh kekuatan mekanik, salah satu dari rangsangan dan bala bantuan (behaviorisme) atau impuls naluriah sadar (psikoanalisis). Humanis berfokus pada potensi. Mereka percaya bahwa manusia berusaha untuk tingkat atas kemampuan. Manusia mencari batas-batas kreativitas, tertinggi mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. Ini telah diberi label “berfungsi penuh orang”, “kepribadian sehat”, atau sebagai Maslow menyebut tingkat ini, “orang-aktualisasi diri.”

    Maslow telah membuat teori hierarkhi kebutuhan. Semua kebutuhan dasar itu adalah instinctoid, setara dengan naluri pada hewan. Manusia mulai dengan disposisi yang sangat lemah yang kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh. Bila lingkungan yang benar, orang akan tumbuh lurus dan indah, aktualisasi potensi yang mereka telah mewarisi. Jika lingkungan tidak “benar” (dan kebanyakan tidak ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi dan lurus dan indah.

    Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya. Kebutuhan dasar Maslow adalah sebagai berikut:

Teori Kebutuhan Maslow

1.  Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2.  Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
3.  Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4.  Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5.  Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.

    Teori hierarkhi kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida,  lebih besar tingkat bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik di arah aktualisasi diri adalah karena kendala ditempatkan di jalan mereka oleh masyarakat negara. Dia bahwa pendidikan merupakan salah satu kendala. Dia merekomendasikan cara pendidikan dapat beralih dari orang biasa-pengerdilan taktik untuk tumbuh pendekatan orang. Maslow menyatakan bahwa pendidik harus menanggapi potensi individu telah untuk tumbuh menjadi orang-aktualisasi diri / jenis-nya sendiri. Sepuluh poin yang pendidik harus alamat yang terdaftar:
  • Kita harus mengajar orang untuk menjadi otentik, untuk menyadari diri batin mereka dan mendengar perasaan mereka-suara batin.
  • Kita harus mengajar orang untuk mengatasi pengkondisian budaya mereka dan menjadi warga negara dunia. Kita harus membantu orang menemukan panggilan mereka dalam hidup, panggilan mereka, nasib atau takdir. Hal ini terutama difokuskan pada menemukan karier yang tepat dan pasangan yang tepat. 
  • Kita harus mengajar orang bahwa hidup ini berharga, bahwa ada sukacita yang harus dialami dalam kehidupan, dan jika orang yang terbuka untuk melihat yang baik dan gembira dalam semua jenis situasi, itu membuat hidup layak.
  • Kita harus menerima orang seperti dia atau dia dan membantu orang belajar sifat batin mereka. Dari pengetahuan yang sebenarnya bakat dan keterbatasan kita bisa tahu apa yang harus membangun di atas, apa potensi yang benar-benar ada.
  • Kita harus melihat itu kebutuhan dasar orang dipenuhi. Ini mencakup keselamatan, belongingness, dan kebutuhan harga diri.
  • Kita harus refreshen kesadaran, mengajar orang untuk menghargai keindahan dan hal-hal baik lainnya di alam dan dalam hidup.
  • Kita harus mengajar orang bahwa kontrol yang baik, dan lengkap meninggalkan yang buruk. Dibutuhkan kontrol untuk meningkatkan kualitas hidup di semua daerah.
  • Kita harus mengajarkan orang untuk mengatasi masalah sepele dan bergulat dengan masalah serius dalam kehidupan. Ini termasuk masalah ketidakadilan, rasa sakit, penderitaan, dan kematian.


Pertidaksamaan Linear

PERTIDAKSAMAAN LINEAR

12 Mei 2013 pukul 21:44

Pertidaksamaan Linear

→ Variabelnya berpangkat 1
Penyelesaian:
Suku-suku yang mengandung variabel dikumpulkan di ruas kiri, dan konstanta diletakkan di ruas kanan
Contoh:
x - 2 + 2x - 1 < x + 4
3          2

2(x -2) + 3(2x - 1) < 6(x + 4)

2x - 4 + 6x - 3 < 6x + 24

2x + 6x - 4 -3 < 6x + 24

8x - 7 < 6x + 24

8x - 6x
2x < 31

x < 31
      2

Pertidaksamaan Kuadrat

→ Variabelnya berpangkat 2
Penyelesaian:
Contoh:
(2x – 1)2 ≥ (5x – 3).(x – 1) – 7
4x2 – 4x + 1 ≥ 5x2 – 5x – 3x + 3 – 7
4x2 – 4x + 1 – 5x2 + 5x + 3x – 3 + 7 ≥ 0
–x2 + 4x + 5 ≥ 0
–(x2 – 4x – 5) ≥ 0
–(x – 5).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 5 = 0 atau x + 1 = 0
x = 5 atau x = –1

Jadi penyelesaiannya: {x | –1 ≤ x ≤ 5}

Persamaan Linear

PERSAMAAN LINEAR

21 Mei 2013 pukul 21:34
Persamaan Linear Satu Variabel
Telah dijelaskan bahwa persamaan linear satu variabel adalah persamaan yang terdiri dari satu variabel dan pangkat terbesar dari variabel tersebut adalah satu.
Contoh:
  • 4X + 6 = 26

  • 5 +  5b = 25

  Kedua kalimat di atas disebut persamaan.
Persamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan = (sama dengan).

Penyelesaian persamaan linear satu variabel
contoh.1
2x - 1 = 5
2x       = 5 + 1
2x       = 6
x         = 6/2
x         = 3

contoh.2
2x + 5 = 5x - 10
2x + 5 - 5x = 5x - 10 -5x
(2x - 5x)+ 5 = (5x - 5x) -10
- 3x + 5 = 0 - 10
-3x + 5 - 5 = -10 + (-5)
-3x = -15(di kalikan -1 supaya semua mnjadi positif)
3x = 15
x = 15/3
x = 5

PRESTASI BELAJAR

PRESTASI BELAJAR


Prestasi belajar selalu dihubungkan dengan pelaksanaan suatu kegiatan atau aktivitas. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar krena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi belajar merupakan output dari proses belajar.

Definisi prestasi belajar dikemukakan oleh Winkel dalam Sunart0 (2009) yang menyatakan bahwa prestasi belajar adalah salahsatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya.

Menurut Sukmadinata (2005), prestasi atau hasil belajar merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir, maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya.

Sedangkan menurut Sunarto (2005), mendefinisikan prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni : kognitif (pngetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi tiga kriteria tersebut.

Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran terhadap siswa meliputi aspek kognitif(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomoto (keterampilan) dapat diketahui setelah diadakan evaluasi yang disebut Tes Prestasi Belajar (acheivement test). Anwar dalam Sunarto (2009) mengemukakan bahwa tujuan dari tes prestasi belajar yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal individu dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Hasil dari tes prestasi belajar dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar tersebut dilambangkan dengan angka atauhuruf.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pengertian Prestasi Belajar ialah hasil usaha kerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukkan dengan jumlah nilai raport atau tes sumatif.



Keterampilan Berbahasa

KETERAMPILAN BERBAHASA



     Setiap orang itu unique. Mereka memiliki tingkat keterampilan berbahasa yang berbeda-beda. Ada yang memiliki keterampilan Berbahasa yang tinggi, sedang, dan rendah. Seseorang yang memiliki keterampilan berbahasa yang tinggi akan lebih mudah mencapai tujuan komunikasi yangdia lakukan. Begitu pula sebaliknya, orang yang memiliki orang yang mempunyai keterampilan berbahasa sedang dan rendah, kualitas pencapaian tujuan komunikasi yang ia lakukan akan lebih rendah daripada orang yang mempunyai keterampilan berbahasa yang tinggi. Hal ini tidak terlepas dari pembawaan manusia sejak lahir. Namun, bukan berarti keterampilan berbahasa seseorang tidak bisa berkembang. Keterampilan berbahasa dapat berkembang dengan cara berlatih.
  


Pengertian Keterampilan Berbahasa
  
       Menurut kamus bahasa indonesia Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan suatu tugas. Bahasa adalah lingkungan sumber bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri sedangkan Berbahasa yakni menggunakan bahasa dengan sopan dan santun sesuai adat istiadat di tempat dimana dia tinggal. jadi dari kata-kata di atas dapat disimpulkan bahwa Keterampilan Berbahasa adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk menggunakan bahasa dengan sopan dan santun sesuai adat istiadat di tempat dimana dia tinggal.


 
       Menurut dosen Universitas PGRI Yogyakarta untuk mata kuliah bahasa indonesia 3  Deri Anggraini S.Pd.  dalam Materi 1 Hakikat Keterampilan Berbahasa (2013:2
), seseorang yang memiliki keterampilan Berbahasa adalah seseorang yang mampu mengungkapkan pesan yang ingin dia sampaikan dalam simbol-simbol yang dapat dipahami oleh orang lain baik secara lisan maupun tertulis serta dapat mengubah simbol-simbol yang dia terima dari orang lain menjadi pesan yang utuh dan dapat dia pahami. Jadi dari penjelasan beliau dapat disimpulkan bahwa Keterampilan Berbahasa adalah Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan sesuatu dan memahami sesuatu yang diungkapkan oleh orang lain dengan media bahasa baik secara lisan maupun tulisan.



Jenis-Jenis Keterampilan Berbahasa

       Keterampilan berbahasa mencakup: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. Keterampilan berbahasa sberdasarkan cara penyampaiannya dapat dibagi menjadi dua yakni keterampilan berbahasa lisan(menyimak,berbicara) dan keterampilan berbahasa tulis(membaca dan menulis). Keterampilan berbahasa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai alat komunikasi. Komunikasi dapat berupa komunikasi satu arah, komunikasi dua arah, dan multi arah.
  • Komunikasi satu arah terjadi ketika seseorang mengirim pesan kepada orang lain, sedangkan penerima pesan tidak menanggapi pesan tersebut, seperti khotbah, dan berita TV dan radio.
   
  Pengirim(pembicara/penulis)








   


            

Penerima(penyimak/pembaca)
 

  • Komunikasi dua arah terjadi ketika seseorang mengirim pesan (mengeluarkan ide, gagasan, pendapat) dan penerima pesan (pendengar) menanggapi isi pesan.
                         Pembicara/penulis



Penyimak/Pembaca



  • Komunikasi multi arah ketika pemberi pesan dan penerima pesan yang jumlahnya lebih dari dua orang yang menanggapi. (Abd. Gafur, 1:2009)
 
         Dalam kegiatan komunikasi, pengirim pesan aktif mengirim pesan yang diformulasikan dalam lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan, proses ini disebut dengan encoding. Selanjutnya si penerima pesan aktif menerjemahkan lambang-lambang tersebut menjadi menjadi bermakna sehingga pesan tersebut dapat diterima secara utuh, proses ini disebut decoding.



Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa

Menyimak merupakan awal dari keterampilan berbahasa yakni suatu proses suatu proses kegiatan mendengarkan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.   Keterampilan menyimak dibagi menjadi dua yakni : 
  • secara interaktif yakni seseorang yang menjadi penyimak melakukan tatap muka secara langsung atau tidak akan tetapi dapat melakukan timbal balik kepada pemberi pesan, dengan kata lain penerima pesan dapat meminta penjelasan kepada pemberi pesan apabila pesan yang ia terima kurang jelas. misalnya berbicara melalui telepon.
  • secara noninteraktif yakni seseorang yang menjadi penyimak tidak melakukan tatap muka secara langsung dengan pemberi pesan dan tidak dapat melakukan timbal balik dalam hal ini penerima pesan tidak dapat meminta penjelasan kepada pemberi pesan apabila tidak paham dengan pesan yang di sampaikan. misalnya mendengarkan radio, menonton TV, khotbah dll.
    Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan , ide dan perasaan. Keterampilan berbicara dapat dibagi menjadi tiga yakni : 
    • secara interaktif atau secara langsung misalnya tatap muka langsung atau melalui telepon.
    • secara semiinteraktif misalnya pada saat berpidato langsung.
    • secara noninteraktif yakni secara tidak langsung misalnya pidato di televisi-televisi atau radio.


    Membaca yaitu suatu proses penyerapan informasi dari sebuah karya tulis untuk mengetahui informasi yang ingin disampaikan penulis.
    Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut (Bryne, 1993).


    KETERAMPILAM MIKRO DALAM ASPEK - ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA


    KETERAMPILAN MIKRO DALAM MENYIMAK


    1. Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek(short-term memory)
    2. berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target
    3. menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara, intonasi, dan adanya reduksi bentuk-bentuk kata
    4. membedakan dan memahami arti kata-kata yang yang didengar
    5. mengenal bentuk-bentuk kata khusus
    6. mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan
    7. menebak makna dari konteks
    8. mengenal kelas-kelas kata(gramatical word classes)
    9. menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis
    10. mengenal oerangkat-perangkat kohesif
    11. mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsur-unsur lainnya


    KETERAMPILAN MIKRO DALAM BERBICARA
    1. mengucapkan bunyi-bunyi secara jelas 
    2. menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat
    3. menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pemilihan kata yang tepat
    4. menggunakan register/ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi
    5. berupaya agar kalimat-kalimat utama jelas bagi pendengar
    6. berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama
    7. berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraan

    KETERAMPILAN MIKRO DALAM MEMBACA
    1. Mengenal sistem tulisan yang digunakan
    2. mengenal kosakata
    3. menentukan kata kunci
    4. menentukan makna-makna kata
    5. menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan preposisi
    6. mengenal kelas kata gramatikal : kata benda, kata sifat dsb.
    7. mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis
    8. merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan, dan partisipan 
    9. menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan
    10. menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal
    11. membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan
    12. menggunakan strategi membaca berbeda terhadap tujuan berbeda

    KETERAMPILAN MIKRO DALAM MENULIS
    1. menggunakan ortografi dengan benar, termasuk penggunaan ejaan
    2. memilih kata yang tepat
    3. menggunakan bentuk kata dengan benar
    4. menggunakan kata-kata dengan benar
    5. menggunakan struktur kalimat dengan tepat dan jelas bagi pembaca 
    6. memilih genre tulisan yang tepat sesuai dengan pembaca yang dituju
    7. mengupayakan ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau informasi tambahan
    8. mengupayakan terciptanya paragraf dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca lebih mudah mengikuti jalannya pikiran atau informasi yang disajikan
    9. membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca, sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dan penting untuk ditulis


    Hubungan Antar aspek Keterampilan berbahasa

    Hubungan antara Menyimak dan Berbicara
    Menyimak dan Berbicara merupakan dua kegiatan yang saling berhubungan dan tidak dapat untuk dipisahkan. Dalam kegiatan sehari-hari Menyimak(mendengarkan) dan berbicara berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kedua kegiatan ini merupakan proses yang terjadi antara dua orang atau lebih yang ditopang oleh alat komunikasi yang disebut Bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama. Hubungan keduanya ibarat satu keping uang logam yang memiliki dua sisi. Bila ada menyimak pasti ada berbicara. Demikian pula sebaliknya, jika ada berbicaratentu ada menyimak(Yeti Mulyati 2007:1.4)
    1. keduanya merupakan kegiatan komunikasi tatap muka langsung dua arah
    2. ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru
    3. kata-kata anak biasanya ditentukan oleh stimulan yang ditemui
    4. ujaran anak mencerminkan peemakaian bahasa disekitarnya
    5. anak dapat memahami kalimat lebih panjang dan rumit daripada kalimat yang diucapkannya
    6. meningkatkan menyimak berarti meningkatkan keterampilan berbicara
    7. ujaran anak baik dan benar bila terbiasa menyimak ujaran yang baik dan benar
    8. berbicara dengan alat peraga membantu penyimak menangkap informasi

    Hubungan antara Menyimak dan Membaca





    1. Keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi
    2. Perbedaan keduanya, menyimak menerima informasi dari sumber lisan, membaca dari sumber tertulis
    3. Keterampilan menyimak mempengaruhi keberhasilan membaca efektif
    4. Pengajaran membaca disampaikan oleh guru secara lisan
    5. Anak yang kesulitan membaca lebih banyak belajar dengan menyimak
    6. Menyimak pemahaman lebih mudah diikuti oleh anak daripada membaca pemahaman
    7. Anak membutuhkan bimbingan dalam menyimak
    8. kosakata simak yang terbatas berkaitan dengan kesukaran membaca
    9. Ada korelasi antara kosakata baca dan kosakata simak
    10. Pendengaran yang kurang baik merupakan salahsatu penyebab ketidakpahaman membaca
    11. Menyimak sesuatu secara mendadak tidak lebih baik daripada membaca
    12. Terdapat hubungan antara tujuan menyimak dan kegiatan membaca


    Hubungan antara Menyimak dan Menulis

    Setelah kita mendengar kata menyimak tentu saja otomatis sudah ada lawan yang sedang berbicara. Dalam dunia pendidikan sekolah dasar, siswa siswa dilatih untuk dapat menyimak apa yang guru ajarkan sehingga mampu menyerap pengetahuan yang tekah di berikan oleh guru mereka. Nah sekarang apa hubungannya menyimak(mendengarkan) dengan Menulis? Hubungannya yakni sebagai berikut :
    1. Bahan informasi yang digunakan dalam menulis didapatkan melalui kegiatan menyimak.
    2. Menyimak dapat menimbulkan kreatifitas menulis
    3. Dengan melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka seseorang akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah penyimak dapat menulis dengan baik
    4. Keterampilan menulis mendorong seseorang untuk menggunakan kaidah berfikir dalam kegiatan menyimak
    Hubungan antara Berbicara dan Membaca
    1. Performansi membaca berbeda dengan kecakapan bahasa lisan
    2. Ujaran tunaaksara dapat mengganggu pelajaran bagi anak
    3. Ujaran membentuk suatu dasar bagi pembelajaran membaca dan membaca membantu meningkatkan bahasa lisan
    4. Kosakata khusus mengenai bahan bacaan perlu dipahami sebelum memulai aktifitas membaca

    Hubungan antara Berbicara dan Menulis




    1. Keduanya merupakan alat untuk mengekspresikan makna
    2. Ujaran merupakan dasar bagi ekspresi tulis
    3. Diskusi dapat dilakukan sebelum seseorang menulis tentang topik yang belum dikuasainya
    4. Ekspresi tulis lebih terstruktur, tetap, dan jelas dibandingkan ekspresi lisan
    5. Membuat catatan dan bagan atau kerangka ide yang akan disampaikan dalam suatu pembicaraan akan membantu seseorang dalam mengutarakan idenya kepada pendengar 

    Hubungan antara Membaca dan Menulis

    Sering kita dengarkan jika antara membaca dan menulis itu seperti kita mengasah sebuah pisau. Apa bila pisau yang kita asah adalah pisau yang tumpul(tidak tajam),dan kita mengasahnya terus-menerus maka pisau tersebut akan berangsur-angsur menjadi tajam sedangkan kita mengasah pisau yang sudah tajam maka akan bertambah tajamlah pisau tersebut. Dalam hal ini dapat di samakan jika kita sering membaca maka kita akan semakin paham akan bacaan yang sedang kita baca sehingga lama-kelamaan kita juga mampu untuk menuliskan apa yang ada di fikiran kita sendiri. Seorang penulis awalnya adalah seorang yang gemar membaca. Hal ini terbukti dengan banyaknya penulis-penulis yang apabila ditanya hobinya adalah membaca. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara membaca dan menulis yaitu membaca adalah merupakan proses awal yang melatih dan meningkatkan keterampilan bahasa lisan sehingga mampu mengembangkan keterampilan bahasa tulis dalam bentuk karya sastra.  Secara garis besar hubungan antara membaca dan menulis adalah sebagai berikut :

    1. Membaca (reseptif) dan menulis (produktif)
    2. Menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pesan, informasi, sedangkan membaca adalah kegiatan memahami gagasan, perasaan, informasi dalam tulisan
    3. Sebelum menulis, seringkali peulis melakukan aktifitas membaca
    4. Dalam kegiatan membaca, seringkali pembaca menulis atau membuat catatan, bagan, rangkuman, atau komentar
    5. Seringkali kita menulis apa yang kita baca dan membaca apa yang kita tulis



     


























    Model-Model Pembelajaran


    MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

    1.       Model pembelajaran tekhnik JIGSAW (Model Tim Ahli)
    Model pembelajaran ini dikemukakan oleh Aronson, Blanney, Stephen, Sikes, dan Snapp pada tahun 1978. Pembelajaran kooperatif teknik JINGSAW adalah suatu pembelajaran kooperatif dimana proses pembelajaran setiap siswa dalam kelompok disilang dan memperoleh tugas yang berbeda. Anggota kelompok yang memperoleh tugas yang sama dikumpulkan enjadi satu dan membahas tugas tersebut(kelompok kooperatif). Tiap anggota setelah selesai mengerjakan harus kembali ke kelompok semula untuk menyampaikan hasil pembahasan(ahli informasi), sehingga kelompok pembahas kembali ke kelompok semula engan membawa berbagai informasi permasalahan yang berbeda untuk disampaikan kepada teman sejawat dalam kelompok.
    Langkah-langkah pembelajaran
    a.       Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecii @3-5 siswa
    b.      Setiap anggota kelompok diberi tugas yang berbeda
    c.       Setiap siswa dalam kelompok membaca tugas yang diperolehnya
    d.      Guru memerintahkan  anggota kelompok  yang mempunyai tugas yang sama membentuk keluar dan membentuk kelompok baru(membentuk tim ahli)
    e.      Setiap siswa mencatat hasil tugas dari diskusinya
    f.        Siswa kembali kepada kelompok semula dan menyampaikan hasil diskusi yang telah ia dapatkan kepada teman satu kelompok secara bergilir dan bergantian dari tim ahli yang berbeda tugsnya
    g.       Setelah seluruh siswa melaporkan, guru menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan hasilnya dan siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapinya.
    h.      Guru mengklarifikasi permasalahan dan menyimpulkannya
    2.       Model Numbered Head Together(Kepala Bernomor)
    Spencer Kagan pada tahun 1992 mengembangan pembelajaran kooperatif teknik Numbered Head Together (NHT) atau kepala bernomor. Artinya setiap siswa dalam kelompok diberi kartu nomor.
    Langkah-langkah pembelajaran
    a.       Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor kepala
    b.      Guru memberi tugas, diupayakan setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda, dan masing-masing kelompok mengerjakannya
    c.       Kelompok mendiskusikan jawaban, tiap anggota kelompok mencatat hasil diskusi
    d.      Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan kesempatan yang sama untuk melaporkan hasil diskusinya
    e.      Guru memanggil salah satu nomor siswa dalam kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya di depan kelas
    f.        Kemudian kelompok yang lain dapat memberi masukan/meresponsi dari hasil diskusinya(menyempurnakan)
    g.       Guru selanjutnya dapat mengulanggi beberapa kali dari kelompok yang berbeda
    h.      Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan menarik kesimpulan
    3.       Model Pembelajaran Think and Share
    Frank Lyman, tahun 1985 telah mengembangkan pembelajaran kooperatif Think Paire and Share(berpikir berpasang-pasangan dan curah pendapat). Yakni pembelajaran kooperatif dimana siswa dalam satu kelas dibagi dalam kelompok kecil(4-6) orang atau lebih saling berpasangan untuk tukar pendapat serta saling membantu satu sama lain dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan.
    Langkah-langkah Pembelajaran
    a.       Guru menyampaikan pokok materi dan kompetensi yang ingin dicapai
    b.      Siswa diminta membuat kelompok kecil @4 orang anak (usahakan genap karena akan di pasang-pasangkan)
    c.       Siswa diminta untuk berfikir dan memecahkan masalah yang disampaikan gurunya terkait pokok materi
    d.      Siswa diminta untuk berpasang-pasangan saling mengemukakan hasil pemikirannya terhadap permasalahan yang diberikan guru
    e.      Kemudian pasangan kembali ke kelompok semula(berempat) dan tiap anggota kelompok berempat diberi kesempatan untuk mengemukakan hasil diskusinya
    f.        Guru memiimpin pleno diskusi dan tiap kelompok diberi kesempatan untuk mengemukakan hasil diskusinya
    g.       Berasal dari kegiatan tersebut mengarah pada pembicaraan pokok permasalahan dan guru dapat menambah yang belum diungkap para siswa
    h.      Guru memberi kesimpulan
    4.       Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division(STAD)
    Model pembelajaran Studen Teams Division(STAD) atau Tim Siswa Kelompok Berprestasi dikembangkan oleh Slavin tahun 1994. Di dalam kelompok belajar, pasti ada murid pandai dan kurang pandai. Menyadari hal itu Slavin mengembangkan model pembelajaran dimana tiap-tiap kelompok tim belajar terdapat siswa yang memiliki nilai lebih dibanding teman-teman sejawatnya. Siswa yang sudah menguasai atau memahami materi pembelajaran dalam kelompok diharapkan mampu membelajarkan kepada teman sejawat dalam satu tim, sehingga timbul interaksi antara siswa.
    Langkah-langkah pembelajaran
    a.       Membentuk kelompok @3-5 orang siswa secara heterogen(menurut jenis kelamin, prestasi, sukudan sebagainya)
    b.      Guru menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran
    c.       Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan. Anggota yang sudah menguasai diminta menjelaskan pada anggota kelompoknya sampai anggota kelompok itu mengerti dan memahami
    d.      Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada sat menjawab kuis teman kelompok tak boleh membantu
    e.      Guru memberi evaluasi
    5.       Group Investigation
    Sharan tahun 1992 mengembangkan modal pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok. Pembelajaran ini dimaksudkan untuk membina sikap tanggung jawab dan kerjasama dalam kelompok dan sikap saling menghargai pendapat anggota kelompok serta membiasakan untuk berani mengemukakan pendapat
    Langkah-langkah pembelajaran
    a.       Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen
    b.      Guru menjelaskan maksud pembelajaran untuk mengambil materi tugas yang berbeda untuk dikerjakan
    c.       Guru memanggil ketua masing-masing kelompok untuk mengambil materi tugas yang berbeda untuk dikerjakan
    d.      Masing-masing kelompokmembahas materi secara kooperatif dalam kelompoknya
    e.      Setelah selesai, lewat juru bicara(misal ketua kelompoknya) menyampaikan hasil diskusi kelompoknya
    f.        Kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan
    g.       Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan
    h.      Evaluasi
    6.       Cooperative Script
    Danserau, dkk 1985 mengembangkan model pembelajaran Cooperative Script : merupakan cara-cara belajar dimana siswa bekerjasama berpasang-pasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi pelajaran yang dipelajari.
    Langkah-langkah pembelajaran
    a.       Guru membagi siswa untuk berpasang-pasangan
    b.      Guru membagikan wacana/materi kepada setiap siswa pasangan untuk dibaca dan membuat ikhtisar(ringkasan)
    c.       Guru dan siswa menetapkan pasangan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
    d.      Pembaca membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide dalam ringkasannya. Sementara pendengar(anggota pasangan lain) memperhatikan, mengkoreksi, menunjukkan ide-ide yang kurang lengkap serta membantu mengingat, menghafal ide-ide pokok serta menghubungkan materi sebelumnya
    e.      Bertukar peran, semula sebagai pembicara, sebaliknya pendengar sebagai pembicara dan dilakukan seperti diatas secara bergantian
    f.        Guru menyimpulkan pokok-pokok hasil pembahasan
    g.       Evaluasi
    7.       Make a Match(mencari pasangan)
    Dalam rangka membina keterampilan menemukan informasi dan kerjasama dengan orang lain serta membina tanggungjawab untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui kartu permasalahan, maka Lorna Curran, tahun 1994 mengembangkan model pembelajaran kooperatif teknik “Make a Match” atau mencari pasangan.
    Langkah-langkah pembelajaran
    a.       Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian kartu lainnya jawaban
    b.      Setiap siswa mendapat satu buah kartu
    c.       Tiap siswa memikirkan jawaban soal dari kartu yang dipegang
    d.      Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartu jawabannya
    e.      Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu habis mendapatkan poin. Hadiah.
    f.        Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dri sebelumnya
    g.       Demikian seterusnya
    h.      Guru menyimpulkan secara keseluruhan dari isi materi pembelajaran melalui kartu-kartu tersebut
    i.         Evaluasi
    8.       Model Pembelajaran Debate
    Dalam rangka mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan mempertahankan pendapatnya serta membina tanggungjawab kebersamaan dalam mempertahankan ide-ide/gagasannya perlu dibelajarkan model pembelajaran “Debate.”
    Langkah-langkah pembelajaran
    a.       Guru membagi dua klompok peserta debat, yaitu kelompok pro dan kelompok kontra
    b.      Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh ketua kelompok debat
    c.       Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara dan kelompok kontra untuk menanggapinya. Begitu seterusnya kelompok pro merespon balik tanggapan kelompok kontra sampai sebagian besar siswa dapat mengemukakan pendapatnya
    d.      Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti dari ide-ide setiap pembicaraan di papan tulis, sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
    e.      Guru menambahkan konsep, ide yang belum terungkap serta mengklarifikasinya
    f.        Dari ide/gagasan tertulis di papan tulis tersebut, guru mengajar siswa untuk membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik meteri/kompetensi yang ingin dicapai
    9.       Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
    Dalam hal ini portofolio diartikan sebagai “suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.” Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi dalam hal ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari siswa satu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif dalam memilih, membahas, mencari data, mengolah data, menganalisa, dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji.
    Langkah-langkah pembelajaran
    a.       Identifikasi masalah : proses pembelajaran diawali dengan adanya masalah-masalah yang menghendaki pemecahan. Peserta didik dilatih agar memiliki kepekaan dan tanggap terhadap masalah-masalah yang ada di lingkungan masyarakat
    b.      Menentukan satu masalah kajian kelas. Peserta didik dalam satuan kelas menentukan skala prioritas melalui cara-cara yang demokratis untuk menentukan secara cerdas satu masalah diantara berbagai masalah yang ada dijadikan bahan kajian bersama
    c.       Mengumpulkan data dan informasi.  Dalam rangka mencari solusi terhadap masalah kajian kelas, peserta didik belajar menggali, mencari, mengumpulkan, memilih dan memilah data dan informasi yang diperlukan melalui cara-cara ilmiah dan demokratis dari berbagai sumber data dan informasi secara individual maupun kelompok di bawah bimbingan guru
    d.      Mengembangkan portofolio. Setelah memiliki data dan informasi yang cukup peserta didik membuat portofolio. Kelas dibagi kedalam empat kelompok. , masing-masing kelompokmmembuat portofolio(satu portofolio tayangan dan satu portofolio dokumentasi) dengan masing masing judul yang berbeda tetapi masih dalam satu topik/tema, misalnya
    1)      Kelompok 1 : membuat portofolio tentang “penjelasan masalah”
    2)      Kelompok 2 : membuat portofolio tentang “kebijakan-kebijakan alternatif”
    3)      Kelompok 3 : membuat portofolio tentang “kebijakan kelas”
    4)      Kelompok 4 : membuat portofolio tentang “rncana tindakan.”
    e.      Gelar kasus (show case). Peserta didik mempresentasikan portofolio yang telah dibuatnya dihadapan dewan juri dalam bentuk dengar pendapat (public hearing). Kegiatan ini merupakan ajang unjuk kemampuan pembelajaran dan sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban akademik atas proses dan hasil belajar yang dicapai
    f.        Refleksi. Ini merupakan bentuk kegiatan dimana siswa merefleksikan seluruh pengalaman belajarnya. Dari kegiatan refleksi ini peserta didik dapat menyadari kelemahan-kelemahan dan keunggulan-keunggulan proses belajarnya guna menentukan langkah-langkah perbaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Peserta didik dapat pula mengembangkan berbagai pengalaman emosional-psikologis, suka-duka, dan berbagai keceriaan dan menjalani kegiatan belajarnya.